Inovasi pada dunia pendidikan terus dikembangkan guna memberikan sistem pembelajaran terbarukan, terlebih lagi semenjak adanya pandemi Covid-19 pada tahun 2020 silam. Serangkaian platform kerap diciptakan, dengan harapan kegiatan belajar mengajar tidak ada terhambat oleh rintangan yang ada. Salah satunya adalah Platform Merdeka Mengajar.
Merujuk pada situs web resmi https://guru.kemdikbud.go.id/, Platform Merdeka Mengajar dipersembahkan untuk mempermudah guru mengajar sesuai kemampuan murid, menyediakan pelatihan untuk tingkatkan kompetensi, serta berkarya untuk menginspirasi rekan sejawat. Aplikasi Merdeka Belajar dapat diunduh perangkat Android untuk mencoba fitur yang lebih lengkap.
Terdapat empat produk kegiatan belajar mengajar yang disediakan, yaitu asesmen murid dengan beragam paket soal yang bisa dibagikan daring atau luring yang tersedia juga fitur pemeriksaan otomatis dan analisis hasil yang mendalam. Kemudian perangkat ajar yang berisikan inspirasi materi mengajar yang terdiri dari modul ajar, buku teks pelajaran, video pembelajaran, modul projek, dan bahan lainnya yang dikurasi oleh tim ahli Kemendikbudristek. Selanjuta pelatihan mandiri yang meliputi program pelatihan yang dibuat oleh para ahli dan terdiri dari beragam topik dan materi yang singkat, relevan serta praktikal sehingga dapat dipelajari di mana pun dan kapan pun. Terdapat pula bukti karya yang berisikan kumpulan rekam jejak yang menggambarkan kinerja serta kompetensi tenaga pendidik agar dapat saling menginspirasi maupun bertukar pikiran.
(Baca juga: Mengenal Pembelajaran Berbasis Projek Di SMK Pusat Keunggulan)
Tak hanya dari segi platform pembelajaran saja yang perlu dikembangkan, tetapi dari segi sumber daya pengajar pun diperlukan adanya peningkatan kualitas. Merujuk pada situs web Pintek, terdapat 4 kompetensi yang perlu dikuasai yaitu sebagai berikut.
1. Kemampuan Pedagogi
Kompetensi pedagogi merupakan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dan interaksi dengan siswanya. Kompetensi ini bisa didapatkan melalui proses belajar secara sistematis dan berkesinambungan, baik sebelum maupun setelah menjadi guru.
Beberapa aspek yang harus dikuasai adalah karakteristik siswa, teori belajar & prinsip pembelajaran, pengembangan kurikulum, pembelajaran yang mendidik, pengembangan potensi siswa, cara berkomunikasi, serta penilaian & evaluasi belajar.
Terdapat empat pilihan metode pembelajaran yang ada, yaitu game based learning, blended learning, discovery learning, dan collaborative learning.
2. Kemampuan Sosial
Kemampuan sosial berkaitan erat dengan keterampilan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi secara umum dengan sesama rekan guru, peserta didik, orang tua siswa, tenaga kependidikan lain, dan masyarakat. Adapun indikator kompetensi sosial seorang guru, meliputi kemampuan bersikap objektif, inklusif, dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan siswanya; kemampuan berkomunikasi secara efektif, menggunakan bahasa yang baik dan santun serta empati secara lisan maupun tulisan; serta kemampuan beradaptasi dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru di berbagai lingkungan.
3. Kemampuan Profesional
Kompetensi guru profesional merupakan keterampilan yang harus dikuasai agar dapat menyelesaikan tugas keguruan dengan baik. Kompetensi ini berkaitan dengan hal teknik dan kinerja guru. Adapun sejumlah indikator kompetensi profesional, antara lain menguasai materi pelajaran, termasuk konsep, struktur, serta pola pikir keilmuannya; menguasai Kompetensi Dasar (KD) pelajaran, Standar Kompetensi (SK) pelajaran, serta tujuan pembelajaran dari pelajaran yang diampu; memiliki kemampuan mengembangkan materi pelajaran secara kreatif agar siswa mendapatkan pengetahuan yang mendalam; mampu bertindak reflektif untuk mengembangkan profesionalisme secara berkesinambungan; serta mampu memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam proses pembelajaran serta pengembangan diri.
4. Kemampuan Kepribadian
Kompetensi kepribadian berkaitan erat dengan karakter seorang guru secara personal. Kompetensi ini harus dimiliki seorang tenaga pengajar agar menjadi contoh teladan bagi siswanya. Beberapa indikator yang menggambarkan kepribadian positif, antara lain santun, berwibawa, sabar, supel, jujur, disiplin, rendah hati, berakhlak mulia, empati, ikhlas, serta bertindak sesuai norma hukum sosial.
Selain itu terdapat pula pengembangan dari segi sistem pendidikan yang diterapkan yaitu kurikulum pembelajaran. Merujuk pada situs web Pintek, terdapat beberapa perbedaan dari penerapan kurikulum Merdeka Belajar saat ini dan terdahulu.
Mulai tahun ajaran 2022/2023, penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya akan dikhususkan pada satuan pendidikan tingkat SMA/sederajat saja. Namun, kurikulum ini juga bisa mulai digunakan pada tingkat lainnya, seperti TK, SD, SMP, hingga Perguruan Tinggi (PT). Tentunya, penerapan kurikulum ini memiliki perbedaan pada masing-masing jenjang.
1. Di Tingkat SD
Sebelum membahas perbedaan kurikulum ini di tingkat SD, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Merdeka Belajar di tingkat PAUD/TK maknanya adalah merdeka untuk bermain.
Dengan begitu, penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat PAUD/TK adalah dengan mengajak anak bermain sambil belajar, tidak terlalu berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Sementara itu, di tingkat SD, ada beberapa perbedaan dalam hal mata pelajaran (mapel) pada penerapan Kurikulum Merdeka. Di antaranya adalah penggabungan mapel IPA dan IPS menjadi satu (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial), serta menjadikan bahasa Inggris yang sebelumnya merupakan mapel muatan lokal (mulok) sebagai mapel pilihan.
2. Di Tingkat SMP
Hampir sama dengan tingkat SD, Panduan Kurikulum Merdeka Belajar di tingkat SMP juga terdapat perubahan status beberapa mapel. Misalnya, mapel Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) menjadi mapel wajib. Pada kurikulum sebelumnya, mapel ini hanya sebagai pilihan. Maka, kelak di semua jenjang SMP, wajib memiliki mapel Informatika.
3. Di Tingkat SMA
Untuk tingkat SMA, seperti yang telah disinggung di awal, penggunaan Kurikulum Merdeka memungkinkan para siswa tidak akan lagi dibeda-bedakan dengan berbagai peminatan, seperti IPA, IPS, maupun Bahasa.
Sementara itu, di tingkat SMK, model pembelajaran akan dibuat menjadi lebih sederhana, yaitu 70 persen mapel kejuruan dan 30 persen mapel umum.
Selain itu, pada akhir masa pendidikannya kelak, para siswa dituntut untuk menyelesaikan suatu esai ilmiah sebagaimana para mahasiswa yang harus menyelesaikan tugas akhir atau skripsi saat akan lulus studi. Hal ini demi mengasah kemampuan para siswa untuk dapat berpikir kritis, ilmiah, dan analitis.
4. Di Tingkat PT
Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi terwujud dalam Program Kampus Merdeka. Pelaksanaannya pun memiliki beberapa perbedaan dengan penerapan kurikulum sebelumnya.
Dalam Program Kampus Merdeka, mahasiswa diberi kesempatan untuk mempelajari sesuatu di luar program studi yang ditempuhnya. Hal ini bisa dilakukan melalui beberapa cara, seperti praktik kerja (magang), pertukaran mahasiswa, penelitian, proyek independen, wirausaha, menjadi asisten pengajar, juga Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik untuk membangun desa.
Jangan lupa untuk konsultasikan bisnis Kamu bersama https://chlorinedigitalmedia.com/ dan dapatkan solusi terbaik!
Referensi
Admin. (2021). Retrieved from Merdeka Mengajar: https://guru.kemdikbud.go.id/
JTO. (2022, Maret 3). Ini Beda Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum Sebelumnya. Retrieved from Pintek: https://pintek.id/blog/ini-beda-kurikulum-merdeka-belajar-dan-kurikulum-sebelumnya/
JTO. (2022, Februari 5). Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru Di Era Digital. Retrieved from Pintek: https://pintek.id/blog-tmp/kompetensi-yang-harus-dimiliki-guru-di-era-digital/
2 Responses