Sejak diluncurkan program SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021 lalu, pengembangan terkait program tersebut senantiasa terus diperhatikan. Mengingat perkembangan zaman yang tak ada habisnya membuat sistem pendidikan harus terus menyesuaikan diri. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dunia kerja membawa konsekuensi terhadap meningkatnya kompetensi tamatan SMK. Terkait hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengusung konsep ‘Bring Industry to School: Bring Attitude, Bring Project and Bring Best Learning’. Sekolah juga juga harus membawa mindset industry, profesionalitas, karakter dan projek industri kedalam kelas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran agar tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Pembelajaran Berbasis Projek atau PJBL sendiri merupakan pembelajaran yang menggunakan projek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai soft skills, hard skills, dan karakter. Pendekatan pembelajaran tersebut dibangun di atas kegiatan dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi siswa yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok. Model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, pengalaman belajar maupun konsep dibangun berdasarkan proses dan produk dari sebuah pekerjaan yang dihasilkan.
(Baca juga: Apa Saja Keunggulan dari Kurikulum Merdeka?)
Penekanan PJBL di SMK Pusat Keunggulan terletak pada aktivitas-aktivitas siswa dalam menghasilkan produk baik berupa barang atau layanan jasa yang menerapkan keterampilan menganalisis, merancang, membuat, sampai dengan pengendalian mutu berdasarkan pekerjaan dan pengalaman nyata. PJBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan, mengevaluasi dan menampilkan atau melaporkan hasil kegiatan.
PJBL sendiri diterapkan dengan harapan dapat mencapai setidaknya delapan tujuan, yaitu memberikan wahana pengalaman belajar siswa dengan pengalaman pekerjaan nyata dan berhasil;menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi teknis (hard skills), soft skills, dan karakter yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja; mengarahkan siswa agar mampu bekerja secara profesional di dunia kerja; memusatkan perhatian siswa dalam belajar terhadap satu projek tertentu; meningkatkan efektifitas pembelajaran, karena semua mata pelajaran relevan dipelajari dalam projek yang sama; membudayakan budaya kerja industri, terutama budaya mutu, sikap kerja, kreativitas, produktivitas, efektif, dan efisiensi; meningkatkan produktivitas SMK berbasis projek (produk/jasa) berstandar Industri; serta meningkatkan kepercayaan dunia kerja terhadap SMK dan tamatan SMK.
Penyelenggaraan PJBL juga sangat mendukung implementasi strategi 8 + i Link and Match. Dapat terlihat dari kelima manfaat yang dapat diberikan yaitu meningkatkan kompetensi siswa melalui pekerjaan atau pengalaman nyata yang bermakna; meningkatkan kompetensi guru untuk merancang pekerjaan atau pengalaman bermakna bagi siswa; mendukung sekaligus menguatkan terjadinya kerjasama antara SMK Pusat Keunggulan dan dunia kerja mitra; serta terselenggaranya riset terapan; serta meningkatkan kepercayaan dunia kerja untuk menyerap tamatan SMK Pusat Keunggulan.
Terdapat pula enam prinsip yang senantiasa dipegang teguh dalam PJBL ini, yaitu pekerjaan yang dijadikan “projek” dapat berupa penelitian, perancangan, pembuatan produk barang atau layanan jasa, maupun pekerjaan nyata lain yang bermakna; memiliki konten kompetensi minimal sesuai dengan elemen dalam Capaian Pembelajaran, dan dapat melebihi kompetensi yang ada dalam Capaian Pembelajaran; terdapat keseimbangan hard skills, soft skills dan karakter siswa; menanamkan budaya kerja positif pada diri siswa; menumbuhkan kerjasama maupun kerja mandiri pada diri siswa; serta merangsang kreativitas siswa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengimplementasiannya yaitu bahwa Pembelajaran Berbasis Projek adalah kegiatan yang menggabungkan pembelajaran dengan manajemen produksi atau manajemen bisnis (layanan jasa), sehingga kegiatan pembelajaran sinkron dengan kegiatan produksi/l ayanan jasa. Selain itu peserta didik belajar mulai dari menganalisis spesifikasi produk (barang/ jasa) yang dipersyaratkan oleh konsumen, menghitung biaya produksi, merancang produk dan merencanakan proses produksi, memeriksa atau menilai produk (quality control), penjualan/ pemasaran, distribusi hingga pelayanan purna jual, serta peningkatan mutu berkelanjutan (continuous improvement).
Sebelum akhirnya PJBL benar-benar diimplementasikan pada sejumlah SMK Pusat Keunggulan, terdapat dua persiapan yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah persiapan organisasi dengan cara membuka wawasan guru mengenai pentingnya memberikan contoh pekerjaan nyata yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu; meningkatkan kompetensi guru terutama dalam mengembangkan Pembelajaran Berbasis Projek; melengkapi fasilitas pembelajaran; menggalang hubungan sekolah dengan Dunia Kerja (Link and Match); serta mencari order/ pesanan dari mitra dunia kerja atau masyarakat. Kemudian yang kedua adalah perencanaan pembelajaran degan cara melakukan pemetaan CP dan Alur Pencapaian Kompetensi; menyiapkan modul ajar; serta menyusun jadwal blok.
(Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Pelajar Pancasila?)
Dalam pengimplementasiannya terdapat beberapa poin yang menjadi catatan, yaitu:
- Untuk mata pelajaran umum, “projek” dapat berupa pekerjaan nyata yang bermakna untuk meningkatkan kompetensi siswa.
- Untuk mata pelajaran kejuruan, pekerjaan yang dijadikan “projek” dapat berupa produk barang atau layanan jasa.
- Projek dapat berupa produk barang atau layanan jasa gagasan dari guru, siswa, atau pesanan dari mitra dunia kerja/ masyarakat.
- Projek dari gagasan guru atau siswa adalah pekerjaan yang jelas manfaatnya untuk sekolah atau masyarakat.
- Projek dari gagasan guru atau siswa dibuat mulai dari analisis kebutuhan alat dan bahan, perancangan, pembuatan, pemeriksaan atau evaluasi dan pemanfaatan.
- Projek dari pesanan mitra bisnis/ masyarakat dibuat mulai dari penerimaan order, analisis, perancangan, pembuatan, pemeriksaan/ evaluasi sampai penyerahan pesanan, dan layanan purna jual.
- Pembelajaran berisikan beberapa atau seluruh kompetensi pada satu mata pelajaran atau antar mata pelajaran SMK sesuai projek.
- Proses pembelajaran menyatu dengan proses produksi/ layanan jasa, sehingga secara kontekstual siswa diberikan pengalaman belajar pada situasi yang nyata atau sama dengan situasi dunia kerja.
- Siswa belajar mulai dari menerima order, menganalisis atau memverifikasi order dari dunia kerja/ permintaan konsumen, perancangan atau perencanaan dan proses produksi, pemeriksaan atau penilaian hasil produksi (quality control), penjualan/pemasaran, distribusi hingga pelayanan purna jual.
Ingin mengkonsultasikan permasalahan bisnismu? Segera kunjungi https://chlorinedigitalmedia.com/ dan dapatkan tawaran digital marketing terbaik untuk bisnis Kamu!
2 Responses