Perkembangan dan perubahan pada sistem pendidikan di Indonesia tentu saja ditujukan untuk senantiasa meningkatkan kualitas agar semakin unggul dengan negara lainnya. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum lanjutan dari arah pengembangan kurikulum yang telah diterapkan sebelumnya dimana kurikulum ini dikhuuskan untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
(Baca juga: Apa Itu Kurikulum Merdeka?)
Dalam perencanaannya, kurikulum merdeka dirancang untuk memiliki setidaknya 3 keunggulan.
1. Lebih Sederhana dan Mendalam, yaitu fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.
2. Lebih Merdeka. Dari segi peserta didik, tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Dari segi guru, guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Dan dari sekolah, memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
3. Lebih Relevan dan Interaktif, yaitu pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Dukungan implementasi dari Kurikulum Merdeka dilakukan melalui kebijakan penyediaan buku pendidikan yang terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah penyusunan buku, yang terdiri buku pendidikan yang telah diimplementasikan di sekolah penggerak dan SMK Pusat Keunggulan, dan juga buku pendidikan lanjutan untuk SMK (bersama industri), pendidikan khusus, serta pendidikan kesetaraan. Sejumlah 453 judul buku telah disusun dengan rincian buku PAUD sebanyak 6 judul, buku SD sebanyak 174 judul, buku SMP sebanyak 99 judul, buku SMA sebanyak 119 judul, buku SMK sebanyak 50 judul, dan buku pendidikan khusus sebanyak 5 judul. Yang kedua adalah penilaian buku, yang dilakukan untuk mendukung pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter. Penilaian buku dilakukan secara daring dan melibatkan profesional, akademisi, dan praktisi dengan pendaftaran dilakukan sepanjang tahun, serta hasil penilaian bisa didapatkan secara daring.
Terdapat pula tiga pilihan implementasi kurikulum merdeka jalur mandiri. Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum Merdeka. Tiga pilihan yang dimaksudkan ialah:
1. Pilihan 1: Mandiri Belajar, dengan menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
2. Pilihan 2: Mandiri Berubah, dengan menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
3. Pilihan 3: Mandiri Berbagi, dengan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Beragam informasi diberikan kepada satuan pendidikan yang berminat untuk mempelajari lebih mendalam dan menerapkan Kurikulum Merdeka. Distribusi informasi dilakukan melalui aplikasi, dengan cara mengunduh Platform Merdeka Mengajar pada gawai Android atau mengakses melalui laman situs https://guru.kemdikbud.go.id/. Kemudian pempelajari pilihan-pilihan kurikulum dan informasi lebih mendalam tentang Kurikulum Merdeka dari Platform Merdeka Mengajar dan kurikulum.kemdikbud.go.id juga melalui video pengenalan Kurikulum Merdeka melalui tautan kurikulum.gtk.kemdikbud.go.idk.
(Baca juga: 4 Platform Digital Terbaik untuk Menyalurkan Konten Kreatif Kamu)
Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing.
1. Sejak Tahun Ajaran 2021/2022 Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) dan 901 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru. Kurikulum ini diterapkan mulai dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan IV, SMP & SMPLB kelas VII, SMA & SMALB dan SMK kelas X.
2. Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing mulai TK B, kelas I, IV, VII, dan X. Pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan Kurikulum Merdeka.
3. Tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan pendidikan tentang implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023:
- Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
- Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan.
- Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.
Pihak yang terlibat dalam implementasi Kurikulum Merdeka memiliki peran tersendiri untuk menyukseskan kurikulum tersebut. Satuan pendidikan berperan untuk mendaftarkan satuan pendidikan tersendiri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada tautan kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id mulai tanggal 11 Februari 2022 sampai 31 Maret 2022, dengan catatan bagi satuan pendidikan swasta perlu mendapatkan persetujuan dari yayasan. Dinas pendidikan berperan untuk mendukung satuan pendidikan yang memutuskan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Sedangkan Mitra Komunitas & Organisasi Pendidikan berperan untuk berkontribusi dalam pengembangan perangkat ajar pada platform Merdeka Mengajar dengan mengisi tautan https://bit.ly/MM-MITRA
Segera kunjungi https://chlorinedigitalacademy.com/ untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan seputar digital marketing!
2 Responses